Chapter 1
melukiskanmu dengan segala coretan
keunikanmu tak bisa ku gariskan
sketsa memudar, kubiarkan anganpun terbang
hanya, dititik ini penaku terdiam
lama kian lama melebam
tiap garis yang tak berujung sempurna
akhirnya hanya ku tulis kata-kata.
Chapter 2
melihatmu dari sudut-sudut waktu
curi-curi pandang yang mulai tabu.
Chapter 3
lengkung bulu matamu,
dawai yang bergetar dalam alunan di setiap pagi
berkicauan burung, musik tarian bola matamu
mmgh... senangnya engkau di hatiku hari ini.
Chapter 4
Terimakasih atas waktu sepuluh menitmu
bah cahaya bulan purnama di malam gelap hatiku
mengintip di balik awan malam perlahan
dag dig dug hatiku melenggang
tak tahu apa yang harus ku ujar
rasa kelu di hati semakin menjalar
oh sungguh tak tahu diri ini
bola mataku menari-nari
menelanjangi tiap sudut parasmu
dirimu, elok nian nan ayu
terimakasih atas waktu sepuluh menitmu
Chapter 5
gila
sungguh gila
seperti anak muda saja aku jatuh cinta
oh, merana.
Chapter 6
Dinginnya rasa mu
menusuk ruas-ruas hatiku
membeku
Chapter 7
Siapa yang melirik di balik keramaian
senyum manisnya melumat sisi pandangan
lamunanku akan dirimu
Chapter 8
andaikan saja bukan hanya angan
ingin ku selami dinginnya laut hatimu
ku tabur benih bunga di taman hidupmu
kan ku siram dengan dendang nyanyian
astaga...
aku bermimpi dan bermimpi
selamanya, akan menjadi ilusi
semoga tidak.
Chapter 9
malam-malam dalam kopi hitam
deru mesin mengajakku terdiam
sentak kelakson mobil membangunkan ku
lamunan ku tentang dirimu
fajar di ufuk sana kuseduhi kopi
dinding langit memantulkan adzan
turunnya embun kuhangatkan sepi
tapi, bayangan mu di mataku tetap bisu.
dinginnya dirimu
bekunya asaku
pecahnya bayangmu
luka hatiku
Chapter 10
sudah berapa kali ku coba
rasamu di kedalaman matamu
tak kutemukan kerlipnya
sudah berapa kali ku hitung kedipan
kelopak matamu yang lentik
asaku masih berlarian
tak henti hingga ujung pengharapan.
Chapter 11
sukanya aku
kesederhanaan mu
dalam diam mu
di sudut senyummu
keindahan matamu
segalanya tentang mu
ada di hatiku
Chapter 12
aku dan kamu
seperti menenum tak berbola
seperti tali tak terikat
sepertinya percuma,
ambiguku pilu.
Chapter 13
Tuhan, sungguh ku tak sanggup
kerapuhan hati yang kau beri
memang indahnya sungguh pasti
tapi aku tak mau begitu kelu
kalaupun keindahan yang Kau cipta
menipu tiap anganku
kembalikanlah hamba.
Chapter 14
kau sempat menempati relung-relung di dinding hatiku
kau sempat singgah di pulau kesepianku
karena kau begitu indah menari di jejak-jejak langkahku
kini hanya bayangan mu,
waktu kian menepi
kau terbang ke singgasana mu tuk kembali
Chapter 15
Puisi hari ini
kata-kata nya buat aku cemburu
kata-katanya mentertawakanku
karena kau bahagia tak bersamaku
Chapter 16
dengan penuh semangat
ku goda engkau, duhai perempuan
dari ribuan kata yang ku pilih
dari gaya rima yang terarsir
telah ku gadaikan kata-kata itu sejenak
mengais permata dari yang ku ungkap
syair-syair terbakar
tanah-tanah ku terakar
tapi kau begitu dingin di bayangku
api ini kian redup tersiram hujan tadi malam
Chapter 17
petir menggelegar di kejauhan
datangkan hujan malam ini
menyapu bayangmu,
yang sempat mengiringiku
waktu begitu sempit bagi jiwa kita
bahasa begitu sulit menguntai asa
mata begitu rabun dalam tatapan
berikan aku waktu yang tak berdetak
ku ungkap segala asa di jiwa
semuanya, semuanya
sebelum semuanya berakhir
dan waktu kembali berdetak.
@Prajabatan
Tasikmalaya, 5 - 21 June 2012
0 komentar:
Posting Komentar
Give your comment!